1. SUNAH
Menyemir rambut yang telah beruban dengan warna selain warna hitam hukumnya adalah sunah, sebab ada anjuran langsung dari Rasulullah saw :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُوْنَ فَخَالِفُوْهُمْ .
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda : Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak mau menyemir rambut, maka selisihilah meraka. (H. R. Bukhari no. 5899, Muslim no. 5632 dan lainnya)
Adapun hukum menyemir rambut dengan warna hitam :
2. HARAM
Kebanyakan ulama berpendapat demikian.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ أُتِىَ بِأَبِى قُحَافَةَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ وَرَأْسُهُ وَلِحْيَتُهُ كَالثَّغَامَةِ بَيَاضًا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيِّرُوْا هَذَا بِشَىْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata : Abu Quhafah (ayahnya Saidina Abu Bakar) telah didatangkan (ke hadapan Rasulullah) pada hari penaklukan Mekah, sedang rambut dan jenggotnya bagaikan pohon tsaghamah yang serba putih (buahnya maupun bungahnya). Maka bersabdalah Rasulullah saw : Ubahlah ini (uban) dengan sesuatu dan jauhilah warna hitam. (H. R. Muslim no. 5631, Abu Daud no. 4206 dan lainnya)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكُوْنُ قَوْمٌ يَخْضِبُوْنَ فِى آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لاَ يَرِيْحُوْنَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Akan terjadi pada suatu kaum di akhir zaman, mereka menyemir rambutnya dengan warna hitam bagaikan perut-perut burung merpati, mereka itu tidak akan mencium bau surga. (H. R. Abu Daud no. 4214, Ahmad no. 2514 dan lainnya)
وَقَدْ أَخْرَجَ الطَّبَرَانِيُّ وَابْنُ أَبِيْ عَاصِمِ مِنْ حَدِيْثِ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَفَعَهُ مَنْ خَضَّبَ بِالسَّوَادِ سَوَّدَ اللهُ وَجْهَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dan telah diriwayatkan dari At-Thabrani dan Ibnu Abi Ashim dari hadits Abu Dardak : Barang siapa yang menyemir rambutnya dengan warna hitam, Maka Allah akan menghitamkan mukanya pada hari kiamat. ( Kitab Fathul Baari - Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani, juz. 16 halaman 491)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلصُّفْرَةُ خِضَابُ الْمُؤْمِنِ ، وَالْحُمْرَةُ خِضَابُ الْمُسْلِمِ ، وَالسَّوَادُ خِضَابُ اْلكَافِرِ
Rasulullah saw bersabda : Warna kuning semirnya orang mukmin, warna merah semirnya orang muslim, dan warna hitam semirnya orang kafir (Al-Mustadrak alash shahihainil Hakim no. 6300)
3. MAKRUH
Ulama yang berpendapat demikian adalah Iman Al-Ghazali dan Imam Al-Baghawi
اِتَّفَقُوْا عَلَى ذَمِّ خِضَابِ الرَّأْسِ أَوِ اللِّحْيَةِ بِالسَّوَادِ، ثُمَّ قَالَ اْلغَزَالِيُّ فِي الْإِحْيَاءِ وَاِلبَغَوِىُّ فِي التَّهْذِيْبِ وَآخَرُوْنَ مِنَ الْأَصِحَابِ هُوَ مِكْرُوْهٌ
Para ulama telah sepakat atas tercelanya menyemir rambut atau jenggot dengan semir warna hitam, namun Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Al-Ihya' dan Imam Al-Baghawi dalam kitabnya At-Tahdzib dan para ulama lainnya dari sahabat-sahabat (para ulama dari kalangan madzhab Syafi'i) mengatakan hukumnya makruh. (Kitab Al-Majmu' - Imam Nawawi juz, 1 halaman, 294)
4. MUBAH (BOLEH)
Dalam keadaan perang diperbolehkan menyemir rambut dengan warna hitam, untuk menakut-nakuti musuh, maksudnya agar tentara Islam tampak masih muda-muda. Yang berpendapat demikian adalah Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami
وَيَحْرُمُ تَسْوِيدُ الشَّيْبِ وَلَوْ لِلْمَرْأَةِ إِلَّا لِلْمُجَاهِدِ إِرْهَابًا لِلْعَدُوِّ
Dan haram menyemir uban dengan warna hitam, sekalipun bagi perempuan, kecuali bagi orang yang perang, demi untuk membuat rasa takut terhadap musuh. (Al-Minhajul Qawim - Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami juz, 1 halaman 385)
Dalam keadaan masih muda, sedangkan bagi orang yang sudah tua (Seperti Abu Quhafah-hadits di atas) hukumnya haram. Yang berpendapat demikian adalah Imam Ibnu Syihab Az-Zuhri
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ كُنَّا نُخَضِّبُ بِالسَّوَادِ إِذْ كَانَ الْوَجْهُ جَدِيْدًا ، فَلَا نَغَصَّ الْوَجْهُ وَالْأَسْنَانُ تَرَكْنَاهُ
Dari Ibnu Syihab, ia berkata : Kami menyemir rambut dengan warna hitam apabila wajah kami masih tampak muda. Namun setelah wajah kami kelihatan mengerut dan gigi pun telah goyah, kami tinggalkan warna hitam tersebut. ( Kitab Fathul Baari - Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani, juz. 16 halaman 491)
Seorang istri yang niatnya untuk menyenangkan hati suaminya. Yang berpendapat demikian adalah Imam Ibnu Ishaq bin Rahawiah
وَحُكِيَ عَنْ اِسْحَقَ بْنِ رَاهَوِيَةَ أَنَّهُ رَخَّصَ فِيْهِ لِلْمَرْأَةِ تَتَزَيَّنَ بِهِ لِزَوْجِهَا
Telah diceritakan dari Imam Ishaq bin Rahawiah, bahwasanya beliau telah membolehkan menyemir rambut dengan semir yang berwarna hitam bagi seorang istri yang niatnya untuk menyenangkan hati suaminya. (Kitab Al-Majmu' - Imam Nawawi juz, 1 halaman, 294)
0 komentar:
Post a Comment