Dialog Sayyidina Ali Bin Abi Thalib dengan Yahudi
1. Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Adam AS
“Aku akan bertanya kepadamu, siapkanlah
jawabannya!” Ujar orang Yahudi itu.
“Sampaikan pertanyaanmu.” Tegas Sayyidina Ali.
Yahudi berkata, “Lihatlah Adam AS, Allah
memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya. Apakah Allah SWT berbuat
sama terhadap Muhammad?”
Sayyidina Ali menjawa, “Ya. Katika Allah
memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam AS bukan berarti mereka
menyembah Adam AS, tetapi mereka mengakui keutamaan Adam AS dan karena kasih
sayang Allah kepadanya. Namun, Muhammad SAW telah diberi kehormatan yang lebih
dari itu. Allah SWT bershalawat atasnya di alam Jabarut dan juga seluruhnya.
Bahka Allah menjadikan shalawat atasnya sebagai suatu ibadah bagi orang-orang
mukmin. Itu adalah suatu keistimewaan Muhammad SAW, wahai orang Yahudi.” Jawab
Sayyidina Ali.
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah telah
mengampuni Adam setelah melakukan kesalahan.” Kata si Yahudi. “Benar. Allah memberikan
ampunan kepada Muhammad tanpa beliau melakukan kesalahan. Allah azza wa jalla
telah berfirman, ‘Allah hendak mengampunimu dosa yang telah lalu dan yang akan
datang.’ (QS. Al-Fath : 2).
“Sesungguhnya Muhammad SAW di hari kiamat kelak
tidak akan membawa dosa dan tidak dituntut karena dosa.”
2.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Idris AS
Yahudi berkata, “Lihatlah Idris AS, Allah telah
mengangkatnya ke tempat yang tinggi dan memberinya makanan surga setelah dia
wafat.”
Sayyidina Ali menjawab, “Ya, itu benar. Muhammad
SAW telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Sesungguhnya Allah SWT telah
berfirman, ‘Dan telah Kami angkat sebutanmu.’ (QS. Al Insyiroh : 4). Itu sudah
cukup untuk dijadikan suatu kemuliaan. Kalau Idris AS diberi makanan surga setalah
di wafat, maka Muhammad SAW diberi makanan surga ketika masih hidup di dunia.
Pernah ketika beliau lapar, maka datang Malaikat Jibril menemuinya membawa
hidangan dari surga. Hidangan itu ternyata bertahlil, bertasbih, bertahmid dan
bertakbir di tangan beliau. Kemudia beliau memberikannya kepada ahlul baitnya,
lalu hidangan itu juga bertahlil, bertasbih, bertahmid dan bertakbir. Malaikat
Jibril berkata bahwa hidangan ini hadiah dari surga yang diberikan Allah SWT
khusus kepada Muhammad SAW. Hidangan ini tidak layak kecuali kepada Nabi dan
penggantinya.”
3.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Nuh AS
“Lihatlah Nabi Nuh AS. Dia bersabar karena Allah
SWT, dan dia memaafkan kaumnya disaat mereka mendustakannya.” Kata si Yahudi.
“Ya, itu benar!” jawab Sayyidina Ali. “Demikianlah pula Nabi Muhammad SAW
bersabar karena Allah telah memaafkan kaumnya pada saat mereka mendustakannya,
mengusirnya dan melemparinya dengan kerikil. Abu Lahab pernah meletakkan di
atas kepalanya kotoran, lalu Allah memerintahkan Malaikat Ja’abil (malaikat
penjaga gunung) untuk menemui baginda Muhammad SAW. Malaikat Ja’abil mengatakan
kepada baginda Muhammad SAW, ‘bahwa dirinya diperintahkan oleh Allah untuk
mentaatimu. Apabila Engkau ingin agar aku menghimpit mereka dengan gunung, maka
akan aku binasakan mereka.” Kata Malaikat Ja’abil.
“Aku diutus sebagai rahmat.” Kata beliau. Nabi
bahkan mendoakan mereka, “Ya, Allah, berilah umatku ini hidayah karena mereka
belum mengetahui.”
Orang Yahudi itu kembali berkata, “Nabi Nuh AS
berdoa kepada Tuhannya, lalu turunlah hujan deras dari langit.”
“Ya itu benar. Nabi Nuh AS berdoa dalam keadaan
marah sementara hujan deras diturunkan Allah SWT karena kasih sayang.” Jawab
Sayyidina Ali. “Ketika Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, datang penduduk Madinah
pada hari Jum’at kepada beliau. ‘Wahai Rasulullah, sudah lama hujan tidak
turun. Pohon-pohon menguning (kering), dedaunan berjatuhan,’ keluh mereka. Lalu
beliau mengangkat kedua tangannya, sehingga tampak putih lipatan pangkal kedua
tangannya. Langit yang semula bersih tidak berawan, tiba-tiba berubah menjadi
gelap dan turunlah hujan yang deras, begitu derasnya sehingga seorang pemuda
yang gagah perkasa hampir mati karena pulang ke rumahnya karena derasnya hujan
yang mengakibatkan banjir. Kejadian itu berlangsung selama seminggu. Mereka
kembali mendatangi beliau pada hari Jum’at berikutnya, “Ya Rasulullah,
ruamh-rumah menjadi hancur, kendaraan dan transportasi terhenti.” Keluh mereka
lagi. Beliau tersenyum sejenak, “Beginilah cepatnya manusia bosan.” Kata
beliau. Lalu beliau berdoa, “Ya Allah, jadikanlah ini semua menguntungkan kami
dan tidak membahayakan kami.” Maka hujanpun mulai reda di sekitar kota Madinah
sedangkan di kota Mandinah sendiri hujan berhenti total. Itulah mukjizat Nabi
Muhammad SAW.”
4.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Hud AS
Yahudi berkata, “Lihatlah Nabi Hud AS, karena
Allah SWT telah menolongnya dengan mengirimkan angin, apakah Allah berbuat yang
serupa terhadap Nabi Muhammad?” Tanyanya.
“Ya itu benar!” Jawab Sayyidina Ali. “Nabi
Muhammad SAW telah diberitahu sesuatu yang lebih dari itu. Allah juga telah
menolonngnya dari musih-musuhnya dengan angin dalam perang Khandaq. Allah
mengirimkan anging kencang sehingga kerikil-kerikil berterbangan, lebih dari
itu Allah memperkuat pasukan beliau dengan delapan ribu pasukan malaikat. Allah
berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kalian,
ketika datang kepada kalian tentara-tentara, lalu Kami kirim kepada mereka
angin dan pasukan yang tidak kalian lihat.” (QS Al- Ahzab : 9).
5.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Saleh AS
Orang
Yahudi berkata : “Lihatlah Nabi Saleh AS,” ujar Yahudi. “Allah telah
menciptakannya untuknya seekor unta dari batu sebagai mukjizat
Sayyidina
Ali menjawab, “Ya itu benar.” Kemudian beliau melanjutkan, “Nabi Muhammad SAW
telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Kalau unta Nabi Saleh tidak berbicara
dan tidak bersaksi atas kenabiannya, maka ketika kita bersama beliau dalam
sebuah peperangan, tiba-tiba datang seekor unta mendekatinya bersuara dan
berbicara, “Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan telah menggunakanku sampai aku
besar dan kini dia hendak menyembelihku. Aku berlindung kepadamu darinya.”
Kemudian beliau memanggil pemilik unta itu dan meminta unta darinya. Orang itu
memberikannya kepada beliau.
Juga
ketika kami bersama beliau, tiba-tiba datang seorang Arab dari pedalaman
menuntun untanya. Orang pedalaman itu hendak dipotong tangannya karena ulah
para saksi yang telah memberikan kesaksian palsu. Kemudian unta itu, berbicara
dengan belia, “Ya Rasulullah, sesungguhnya orang ini tidak berdosa, para saksi
yang ini memberikan kesaksian secara paksa. Sebenarnya pencuriku adalah seorang
Yahudi.”
6.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Ibrahim AS
Orang
Yahudi berkata, “Lihatlah Nabi Ibrahim AS, karena dia telah mengetahui Allah
SWT dengan perenungan (i’tibar). Pembuktiannya telah meliputi keimanan
terhadap-Nya.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya benar. Nabi Muhammad SAW telah diberi sesuatu yang lebih dari
itu. Beliau telah mengenal Allah SWT dengan i’tibar sebagaimana Nabi Ibrahim
AS. Namun, Nabi Ibrahim AS mengenal Allah dalam usia lima belas tahun sementara
Rasulullah SAW mengenal-Nya semenjak usia tujuh tahun. Pernah sejumlah pedagang
Nasrani datang. Mereka menurunkan dagangan mereka di antara bukit Shafa dan
Marwa. Sebagian dari mereka melihat beliau, Muhammad SAW lalu mereka mengetahui
sifat, karakter, dan berita akan kebangkitannya sebagai nabi dan mereka
mengetahui beberapa mukjizatnya.
Para
pedagang Nasrani itu bertanya kepada Muhamamd SAW, “Wahai anak kecil,
siapa namamu?” Beliau menjawab, “Muhammad.” Mereka bertanya, “Siapa nama
ayahmu?” Beliau menjawab, “Abdullah.” Mereka bertanya, “Apa nama ini (mereka
bertanya sambil menunjuk bumi)?” Beliau menjawab, “Bumi.”
Mereka
bertanya, “Apakah nama itu (mereka bertanya sambil menunjuk langit)?” Beliau
menjawab, “Langit.” Mereka bertanya, “Siapa yang menciptakan bumi dan langit?”
Beliau menjawab “Allah.” Lalu Muhammad SAW menyentak mereka, “Apakah kalian
meragukan tentang Allah SWT? Celaka kamu, wahai Yahudi.” Beliau telah
mengetahui Allah dengan i’tibar pada saat kaumnya kufur, bersumpah dan
menyembah patung-patung, tetapi beliau berkata, “Tiada Tuhan selain Allah.”
Orang
Yahudi berkata kembali, “Nabi Ibrahim AS telah terhijabi dari mata Namrud
sebanyak tiga kali.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya benar. Namun Nabi Muhammad SAW telah terhijabi dari dari mata
orang-orang yang hendak membunuhnya sebanyak lima kali. Sama tiga jumlahnya dan
bahkan lebih dua.
Kelima
hijab yang dimaksud adalah ketika Allah berfirman : ‘Dan Kami jadikan penutup
dihadapan mereka, adalah hijab (penutup) yang pertama.’ Dan dari belakang
mereka,’ adalah hijab kedua. ‘Lalu Kami tutup mata mereka sehingga tidak dapat
melihat,’ (QS Yaasin : 9) adalah hijab ketiga. Hijab yang keempat adalah firman
Allah SWT yang berbunyi,
“Dan
apabila kamu membaca Al Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup.” (QS
al-Isra’ : 45)
Sedangkan
hijab yang kelima adalah firman Allah SWT yang berbunyi,
“Sesungguhnya
Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke
dagu, maka karena itu mereka tertengadah.” (QS Yassin,8)
Orang
Yahudi berkata, “Sesungguhnya Nabi Ibrahim AS telah membungkan mulut orang
kafir dengan kenabiannya.”
Sayyidina
Ali berkata, “Benar! Pernah Nabi Muhammad SAW didatangi orang yang mendustakan
hari kebangkitan setelah kematian, orang itu adalah Ubai bin Khalaf al-Jumahi,
dia membawa tulang yang hancur lalu berkata, “Wahai Muhammad, siapakah yang
akan menghidupkan kembali tulang belulang ini padahal sudah hancur?” Lalu Allah
SWT menurunkan atas Muhammad sebuah ayat yang membungkam mulut orang itu,
“Katakanlah:
“Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia
Maha Mengetahui tentang segala makhluk” (QS Yassin : 79)
Akhirnya
orang itupun pergi terbungkam. Orang Yahudi berkata, “Nabi Ibrahim telah
menghancurkan patung-patung kaumnya dengan marah karena Allah SWT.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya benar. Nabi Muhammad SAWT telah merobohkan tiga ratus enam
puluh patung di dalam Ka’bah dan membersihkan semenanjung Arabia dari
patung-patung serta mengalahkan orang-orang yang menyembah patung dengan
pedang.”
Orang
Yahudi berkata, “Nabi Ibrahim AS pernah dilemparkan oleh kaumnya ke dalam api,
tetapi dia pasrah dan sabar, akhirnya Allah menjadikan api itu dingin dan
menyelamatkannya. Apakah Allah berbuat yang sama terhadap Muhammad?”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya benar. Ketika Nabi Muhammad SAW pergi
ke Khaibar, seseorang wanita Khaibar meracuninya, tetapi Allah menjadikan racun
itu dingin (tidak bereaksi) di dalam perutnya sampai akhir wafatnya. Padahal
racun itu, jika berada di dalam perut akan membakar seperti api yang membakar.
Itu adalah kekuasaan-Nya, janganlah kamu mengingkarinya.”
7.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Ya’qub AS
Orang
Yahudi berkata, “Lihatlah Nabi Ya’qub AS. Dia mendapatkan nasab yang sangat
besar. Allah menjadikan para Nabi dari tulang rusuknya. Marya putri Imran
adalah termasuk keturunannya.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya benar. Nabi Muhammad SAW mendapatkan
nasab yang lebih besar. Allah menjadikan Fathimah, wanita penghulu alam raya,
sebagai putrinya. Al-Hasan dan al-Hussein sebagai cucunya.
Orang
Yahudi berkata, “Nabi Ya’qub bersabar karena perpisahan putranya sampai-sampai
dia hampir sakit parah karena sedih.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya itu benar. Nabi Ya’qub benar-benar sedih, namun kesedihannya
berakhir dengan perjumpaan. Tetapi Nabi Muhammad ketika putranya yang
tersayang, Ibrahim, diambil selagi beliau masih hidup. Allah mengujinya agar
beliau mendapat simpanan yang besar nanti. Beliau bersabda, “Jiwa pilu dan hati
terluka. Dan kamu sangat sedih atasmu wahai Ibrahim. Kami tidak mengatakan
sesuatu yang memurkakan Allah.” Dalam semua itu, beliau mengutamakan kerelaan
terhadap Allah SWT dan pasrah kepada-Nya dalam segala perbuatan.”
8.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Yusuf AS
Orang
Yahudi berkata, “Lihatlah Nabi Yusuf AS, dia menyimpan pahitnya perpisahan. Dia
dijerumuskan ke dalam penjara demi menghindari kemaksiatan. Dia dilemparkan ke
dalam lubang yang gelap sebatang kara.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya itu benar. Nabi Muhammad SAW menyimpan
pahitnya keterasingan. Beliu meninggalkan keluarga, anak dan harta untuk berhijrah
dari Haramullah (Ka’bah, Mekah). Ketika Allah melihat kesedihan dan perasaan
pilu, Allah memperlihatkan kepadanya sebuah mimpi yang menyamai mimpinya Nabi
Yusuf AS dalam takwilnya dan Allah membuktikan kebenaran mimpinya kepada
seluruh alam raya. Allah SWT berfirman :
“Sungguh,
Allah akan Membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu
pasti akan memasuki Masjidil Haram, jlka Allah Menghendaki dalam keadaan aman,
dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa
takut. Maka Allah Mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan selain itu Dia
telah Memberikan kemenangan yang dekat.” (QS al-Fath, 27).
Kalau
Nabi Yusuf AS ditahan dalam penjara, maka Rasulullah SAW dipenjara di Syi’ib
selama tiga tahun. Beliau diisolir dari sanak family dan kerabatnya. Allah SWT
telah memperdaya mereka (orang-orang kafir Quraisy) dengan mengutus makhluk-Nya
yang paling lemah (rayap), lalu rayap itu memakan surat perjanjian yang mereka
tulis.
Kalau
Nabi Yusuf AS dilemparkan ke dalam lubang gelap, maka Nabi Muhammad SAW telah
menyembunyikan dirinya di dalam gua karena ulah musuhnya, sampai-sampai beliau
berkata kepada sahabatnya, “Janganlah kamu sedih. Sesungguhnya Allah SWT
bersama kita,” Allah memujinya dalam kitab-Nya.
Wallahu
a’lam.
9.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Musa AS.Orang Yahdui berkata : “Lihatlah Nabi Musa bin Imran as. karena Allah telah memberinya Taurat yang memuat hukum-hukum.”
Sayyidina Ali berkata, “Ya itu benar. Nabi Muhammad SAW telah diberi sesuatu yang lebih dari itu. Nabi Muhammad SAW telah diberi surat al-Baqarah dan al-Maidah yang sama dengan Kitab Injil, beliau juga diberi surat Thawasin (surat-surat yang didahului dengan huruf Tha, Sin), surat Thaha, sebagian surat-surat al-Mufashshal (yang sedang sehingga sering dipisah-pisah) dan al-Hawamim (surat-surat yang dimulai dengan Ha, Mim) yang sama dengan kitab Taurat, beliau juga diberi sebagian surat-surat al-Mufashshal dan surat-surat yang didahului dengan Shabbaha yang sama dengan kitab Zabur; beliau diberi surat Bani Israil dan surat Bara’at yang sama dengan shuhuf Ibrahim AS dan shuhuf Musa AS, kemudian Allah SWT menambah beliau dengan as-Saba’ ath Thiwal (tujuh surat yang terpanjang) dan surah al-Fatihah.”
Orang
Yahudi berkata, “Sesungguhnya Nabi Musa AS dipanggil untuk bermunajat kepada
Allah di atas bukti Sina.”
Sayyidina
Ali berkata, ‘Ya itu benar. Allah telah mewahyukan kepada Muhammad SAW di
Sidratul Muntaha. Kedudukan beliau di langit terpuji dan di Sidharatul Munthaha
beliau disebut-sebut.
Orang
Yahudi berkata, “Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang
dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.” (QS Thaha, 39). Allah
telah memberikan kasih sayang kepada Musa AS.’
Sayyidina
Ali menjawab,”itu benar, tetapi Allah telah memberikan kepada Nabi Muhammad SAW
sesuatu yang lebih mulia dari itu. Selain Allah memberikan kasih sayang
kepadanya, Dia juga telah menyertakan nama Muhammad dengan nama-Nya sehingga
syahadat tidak sempurna kecuali dengan ungkapan, “Aku bersaksi bahwa tiada
tuhan selan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Ikrar
itu disebut-sebut di atas mimbar, maka tidak dikumandangkan sebutan Allah
kecuali dikumandangkan pula sebutan Muhammad SAW.’
Orang
Yahudi berkata, ‘Nabi Musa AS telah diutus untuk menghadapi Fir’aun dan
memperlihatkannya kepadanya tanda yang besar.”
Sayyidina
Ali berkata : “Itu benar, Nabi Muhamamd SAW juga diutus untuk menghadapi
beberapa Fir’aun, seperti Abu Jahal, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah, Abi
al0Bukhari, Nidhir bin Harits, Ubai bin Khalaf, dan diutus kepada lima orang
yang dikenal dengan para pengolok, al-Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi,
al-‘Ash bin Wa’il al-Suhami, Aswad bin Abd Yaghuts az Zuhri, Aswad bin
al-Muthalib dan al-Harits bin Thalathilah. Maka beliau memperlihatkan kepada
mereka tanda-tanda yang besar di alam raya ini dan di dalam diri mereka sendiri
sehingga jelas bagi mereka bahwa Dia itu benar.”
Orang
Yahudi berkata, “sesungguhnya Musa bin Imran telah diberi tongkat yang berubah
menjadi seekor ular.”
Sayiddina
Ali menjawab, ‘Ya itu benar, Nabi Muhammad SAW telah diberi sesuati yang lebih
hebat daripada itu. Pernah ada seseorang yang menuntut hutang kepada Abu Jahal
bin Hisyam seharga seekor kambing yang dia beli dari orang itu. Tetapi Abu
Jahal tidak memperdulikannya. Dia tengah asyik duduk sambil minum-minuman
keras. Setiap kali orang menagihnya, tetapi tidak berdaya sama sekali dan
selalu diacuhkan oleh Abu Jahal. Beberapa orang disekitar itu berkata kepada
orang tersebut sambil menghina, “siapa yang kamu tagih?”
“Amr
bin Hisyam (abu Jahal). Dia
mempunyai hutang kepadaku,” Mereka berkata, “Maukah kami tunjukkan orang yang
mampu menjalankan hak-hak?” Orang itu berkata ‘Ya.” Mereka lalu menunjukkan
Nabi Muhammad SAW.
Pada
saat Abu Jahal mengetahui rencana orang tersebut yang meminta pertolongan
kepada Nabi Muhammad SAW, Abu Jahal berkata dalam hatinya, “Mudah-mudahan
Muhammad datang kepadaku dan membutuhkanku, sehingga aku dapat
mempermalukannya.” Orang yang sedang menuntut haknya itu datang kepada Nabi
Muhammad SAW seraya berkata, “Wahai Muhammad, aku mendengarkan bahwa hubungan
antara dirimu dengan Amr bin Hisyam baik. Aku datang minta bantuan dirimu.”
Kemudian beliau pergi bersamanya manghadap Abu Jahal. Beliau berkata,’Bangunlah
wahai Abu Jahal. Berikan kepada orang ini haknya.’ Lalu Abu Jahal segera bangun
dan memberikan kepada orang haknya. Ketika Abu Jahal kembali ketempat semula,
teman-temannya berkata, ‘Kamu mengerjakan itu karena taku kepada Muhammad?’,
Abu Jahal berkata, ‘Celaka kalian, maafkan aku. Sesungguhnya ketika dia datang,
aku lihat di sebelah kanannya orang-orang yang membawa pisau yang bersinar dan
disebelah kirinya ada dua ekor ular yang menampakkan giginya dan dari matanya
keluar sinar. Sekiranya aku menolak, maka perutku tidak aman dari tikamannya
dan aku akan diterkam ular itu, dan itu lebih berat bagiku daripada memberikan
hak.’
Ketika
Nabi Muhammad SAW mengajak ketauhid dan menyalahkan kemusyrikan, para tokoh
kaum musyrikin marah, lalu Abu Jahal berkata, “Demi Allah mati lebih baik bagi
kita daripada hidup. Tidak adakah diantara kalian, wahai kaum Quraisy, seorang
yang akan membunuh Muhammad?” Mereka menjawab, ‘Tidak ada.’ “kalau begitu saya
yang akan membunuhnya,’ Seandainya keluarga Abdul Muthalib akan menuntut balas,
biarlah aku yang terbunuh, kata Abu Jahal. Mereka lalu berkata, “Sesungguhnya
jika kamu melakukan itu, maka telah berbuat kebaikan yang akan selalu diingat.”
Kemudian
Abu Jahal pergi ke Masjid al-Haram dan melihat Rasulullah SAW berthawaf sebanyak
tujuh putaran, kemudian beliau sholat dan sujud sangat lama. Kemudian Abu Jahal
mengambil batu dan membawanya ke arah kepala Nabi Muhammad SAW, ketika dia
telah mendekatinya, datanglah unta jantan dari arah beliau dengan membuka
mulutnya ke arah Abu Jahal. Melihat itu, Abu Jahal ketakutan dan diapun
gemetaran, maka batu itu jatuh melukai kakinya, kemudian dia pulang dengan muka
yang pucat dan berkeringat. Kawan-kawannya bertanya, ‘Kami tidak pernah melihat
kamu seperti sekarang ini.” Abu Jahal berkata, ‘Maafkan aku, aku sungguh
melihat unta jantan yang membuka mulutnya dari arah Muhammad, ia hampir
menelanku, maka aku lempar batu itu dan mengenai kakiku.”
Orang
Yahudi berkata, “Nai Musa AS telah diberi tangan yang keluar darinya cahanya
putih. Apakah Muhammad mempunyai hal seperti itu?”
Sayiddina
Ali berkata, “Ya itu benar. Nabi Muhammad SAW diberi sesuatu yang lebih dari
itu. Sesungguhnya terpancar dari sebelah kanan dan sebelah kirinya cahaya
setiap kali beliau duduk. Cahaya itu disaksikan oleh semua orang.”
Orang
Yahudi berkata, “Nabi Musa dapat membuat jalan di laut. Apakah Muhammad dapat
berbuat semacam itu?”
Sayyidina
Ali menjawab, “Itu benar, Nabi Muhammad SAW telah berbuat sama. Ketika kami
keluar dalam perang Hunain, kami menghadapi danau yang kami perkirakan sedalam
empat belas kaki dari ketinggian badan manusia. Mereka berkata, “Ya Rasulullah,
musuh di belakang kita sedangkan danau di depan kita, seperti yang dikatakan
kaum Nabi Musa AS, ‘Kita akan terkejar.’ Lalu Rasulullah SAW turun dan berdoa,
‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau jadikan untuk setiap utusan sebuah bukti, maka
perlihatkanlah kepadaku kekuasaan-Mu.” Kemudian kami mengarungi lautan dengan menunggangi kuda dan
unta yang kakinya tidak basah. Lalu kami pulang dengan kemenangan.
Orang
Yahudi berkata, “Nabi Musa AS telah diberi batu, kemudian batu itu mengeluarkan
dua belas mata air.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya itu benar. Ketika Nabi Muhammad SAW turun di Hudaibiyah dan
diboikot oleh penduduk Mekah, beliau diberi sesuatu yang lebih hebat dari itu.
Pada waktu itu, sahabat-sahabat beliau mengadu kepada beliau. Mereka kehausan
sehingga pangkal tulang kuda mereka menonjol. Kemudian beliau mengambil kain
Yaman dan meletakkan tangannya di atas kain itu, lalu keluarlah air di
sela-sela jari jemari beliau. Kamu merasa kenyang demikian pula kuda-kuda kami,
bahkan kami penuhi kantong-kantong air.”
Orang
Yahudi berkata, “Nabi Musa AS telah diberi burung dan manisan dari langit (al
manna wa salwa’). Apakah Muhammad juga diberi sesuatu sama seperti itu?”
Sayidinna
Ali berkata, “Ya itu benar.” Nabi Muhammad SAW diberi sesuatu
yang lebih dari itu. Sesungguhnya Allah SWT menghalalkan harta rampasan perang
untuk beliau dan umatnya, dan tidak dihalalkan untuk siapa pun sebelumnya. Dan
ini lebih utama dari manna dan salwa’. Kemudia lebih dari itu, Allah SWT
menganggap niat beliau dan umatnya sebagai amal kebaikan, dan tidak
menganggapnya amal kebaikan untuk seseorang sebelum beliau. Oleh karena itu,
jika seseorang hendak berbuat kebaikan tapi belum mengerjakannya, maka ditulis
untuknya suatu kebaikan, dan jika dia mengerjakannya, maka ditulis sepuluh
kebaikan.”
10.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Dawud AS.
Orang
Yahudi berkata : “Lihatlah Nabi Dawud AS, sebab Allah telah memberinya kekuatan
untuk melunakkan besi, kemudian dengan kekuatannya dia membuat baju besi.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya itu benar.” Nabi Muhamamd SAW telah diberi sesuatu yang lebih
dari itu. Allah telah memberiya kekuatan untuk membuat gua dari batu gunung
yang keras. Batu Shakhrah di Baitu Maqdis menjadi cekung dengan tangan beliau,
dan kami telah melihatnya.”
Orang
Yahudi berkata, “Nabi Dawud AS menagis karena kesalahan dan kekhilafannya
sehingga gunung bergetar karena takut tangisan darinya.”
Sayyidina
Ali berkata, “Iya itu benar.” Nabi Muhammad SAW telah diberi sesuatu yang lebih
dari itu. Sesungguhnya beliau jika mendirikan sholat, terdengar dari dadanya
suara gemuruh seperti gemuruh bejana yang berisi air panas yang mendidih karena
isak tangisnya yang sangat, padahal Allah telah membebaskannya dari siksa-Nya.
Beliau berdiri sholat di atas kakinya puluhan tahun sehingga bengkak kedua
telapak kakinya dan pucat pasi wajahnya. Beliau sholat sepanjang malam sehingga
Allah menegurnya.’
Thaahaa.
Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah. (QS
Thaahaa, 1-2)
Terkadang
beliu menangis sampai pingsan, seorang bertanya kepadanya, “Bukankah Allah
telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?” Beliau menjawab,
“Benar. Namun tidakkah aku pantas menjadi hamba yang banyak bersyukur.”
11.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Sulaiman AS
Orang
Yahudi berkata, “Lihatlah Nabi Sulaiman AS, karena dia telah diberi kerajaan
yang tidak layak diberikan kepada siapapun setelahnya.”
Sayyidina
Ali berkata : “Ya itu benar.” Nabi Muhammad SAW telah diberi sesuatu yang lebih
dari itu. Telah turun kepada satu malaikat yang tidak pernah turun kepada
siapapun sebelumnya, yaitu Malaikat Mikail. Malaikat Mikail berkata kepada
beliau, ‘Ya Muhammad. Hiduplah kamu menjadi seorang raja yang senang,. Untukmu
kunci-kunci khazanah bumi. Tunduk kepadamu gunung dan batu dari emas dan perak.
Itu semua tidak mengurangi apa yang tersimpan untukmu di akhirat kelak
sedikitpun.” Lalu dia menunjuk Malaikat Jibril AS dan meminta darinya agar bertawadu’.
Kamudian Nabi Muhammad SAW berkata : ‘Tidak, tetapi aku ingin hidup sebagai
nabi dan hamba. Sehari makan dan dua hari tidak makan. Aku ingin bergabung
dengan saudara-saudaraku dari kalangan nabi sebelumku.’ Maka Allah memberinya
telaga kautsar dan hak syafaat. Ini lebih besar 70.000 kali lipat dari kerajaan
dunia dari permulaan sampai akhir. Dan Allah menjanjikan kedudukan yang terpuji
(al maqam al Mahmud). Di hari kiamat nanti Allah akan mendudukannya di atas
Arsy. Itu semua lebih mulia dari apa yang telah diberikan kepada Nabi Sulaiman
bin Dawud AS.’
Orang
Yahudi berkata. “Angin telah diciptakan untuk Nabi Sulaiman AS. Angin itu
membawa pergi Sulaiman di negerinya dalam sebuah perjalanan, perginya satu
bulan dan pulangnya satu bulan.”
Sayyidina
Ali berkata, ‘Ya itu benar.’ Nabi Muhammad SAW telah diberi sesuatu yang lebih
dari itu. Dia telah diisra’kan dari Masjid al Haram ke Masjidil al Aqsa, yang
biasa ditempuh satu bulan, lalu di bawa naik ke kerajaan langit, yang
memerlukan waktu lima puluh ribu tahun, dalam waktu kurang dari sepertiga
malam.’
Orang
Yahudi berkata, “Telah diciptakan jin-jin untuk taat kepada Nabi Sulaiman AS.
Mereka bekerja untuk Sulaiman ketika membuat mihrab dan patung.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya itu benar.” Nabi Muhammad SAW telah diberi sesuatu yang lebih
dari itu. Jin-jin diciptakan untuk taat kepada Nabi Muhammad AS, tetapi mereka
dalam keadaan kafir, sementara jin-jin diciptakan untuk taat kepada Nabi
Muhammad SAW dalam keadaan beriman. Telah datang kepada beliau sembilan tokoh
jin dari Yaman dan dari Bani Amr bin Amir. Mereka adalah Syashot, Madhot,
Hamlakan, Mirzaban, Mazman, Nadhot, Hashib, Hadhib dan Amr. Merekalah yang
disebutkan dalam al-Qur’an.’
‘Katakanlah
(hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah
mendengarkan (Al Qur’an), lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah
mendengarkan Al Qur’an yang menakjubkan. (QS al-Jin :
1).’
‘Mereka
berbaiat kepada beliau untuk menjalankan puasa, sholat, zakat, haji dan jihad.
Ini lebih hebat dari yang diberikan kepada Nabi Sulaiman AS.”
12.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Yahya AS
Orang
Yahudi berkata, ‘Lihatlah Nabi Yahya bin Zakaria AS karena dia waktu kecil
telah diberi hikmah, kebijaksanaan dan pemahaman. DIa menangis tanpa berbuat kesalahan
dan dia senantiasa berpuasa terus menerus.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya itu benar. Nabi Muhammad SAW telah diberi sesuatu yang lebih
dari itu. Nabi Yahya AS hidup pada masa tiada berhala-berhala dan
kejahiliahan.”
Sementara
Muhammad pada masa kecilnya telah diberi hikmah dan pemahaman di tengah para
penyembah berhala dan setan. Beliau sama sekali tidak menyukai berhala, tidak
pernah aktif dalam upacara-upacara mereka dan tidak pernah berdusta sama
sekali. Beliau seorang yang jujur, terpercaya dan bijaksana. Beliau senantiasa
menyambung puasa dalam seminggu, terkadang kurang dan terkadang lebih. Beliau
pernah berkata, “Aku tidak seperti kalian. Aku berada di samping Tuhanku. DIa
Yang memberiku makan dan minum.” Beliau selalu menangis sehingga air matanya
membasahi tempat sholatnya karena takut kepada Allah SWT tanpa kesalahan.
13.
Perbandingan Nabi Muhammad SAW dan Nabi Isa AS
Orang
Yahudi berkata, “Lihatlah Nabi Isa bin Maryam AS. Mereka meyakini bahwa dia
dapat berbicara dalam buaiannya dalam keadaan masih bayi.”
Sayyidina
Ali berkata, ‘Yai itu benar. Nabi Muhammad SAW keluar dari perut ibunya sambil
meletakkan tangan kirinya di atas tanah dan tangan kanannya diangkat ke atas beliau menggerakkan kedua
bibirnya dengan ucapan tauhid. Lalu terpancarlah dari mulutnya cahaya sehingga
penduduk Mekah dapat melihat istana-istana Bashrah dan istana-istana merah di
negeri Yaman dan sekitarnya. Dunia menjadi terang benderang di malam kelahiran
Nabi Muhammad SAW sehingga jin, manusia dan setan ketakutan.
Mereka
berkata, ‘Telah terjadi peristiwa besar di muka bumi ini.’ Pada malam kelahiran
beliau, para malaikat naik turun dari langit, bertasbih dan memuji Allah.”
Orang
Yahudi berkata, ‘Mereka meyakini bahwa Nabi Isa AS telah menyembuhkan orang
bisu dan orang yang menderita penyakit belang dengan izin Allah SWT.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya itu benar. Nabi Muhammad
SAW telah diberi sesuatu yang lebih dari
itu. Beliau telah menyembuhkan orang dari penyakitnya. Ketika beliau duduk,
beliau bertanya tentang seorang sahabat beliau, lalu para sahabat beliau
berkata, “Ya Rasulullah, dia terkena musibah sehingga dia seperti seekor anak
burung yang tidak berbulu.” Kemudian beliau mendatanginya, ternyata orang itu
benar-benar seperti anak burung yang tidak berbulu karena beratnya musibah.
Beliau berkata, “Apakah kamu telah meminta sesuatu dengan doa?”
Dia
menjawab, “Ya. Aku pernah berdoa kepada Allah agar segala siksaan yang akan
menimpaku di akhirat nanti, disegerakan di dunia ini,”
Kemudian
Nabi berkata, “bacalah doa ini, ‘Ya Allah, berilah kami di dunia kebaikan dan
di akhirat kebaikan, dan jagalah kami dari azab neraka.” Maka orang itupun
mengucapkannya, lalu dia segera bangun dan sehat.
Juga pernah seseorang datang dari Junainah yang menderita lepra. Dia mengadu
kepada beliau. Lalu beliau mengambil mangkuk berasa air dan beliau meludahinya,
kemudian beliau berkata, “Basuhlah badanmu dengan air ini!” Orang itu lalu
mengerjakannya dan kemudian sembuh seakan-akan tidak terjadi apa-apa.’
Orang
Yahudi berkata, “Mereka meyakini bahwa Nabi Isa AS telah menghidupkan orang
yang telah mati dengan izin Allah SWT.”
Sayyidina
Ali berkata, “Ya itu benar. Sungguh telah bertasbih sembilan kerikil di tangan
Nabi Muhammad SAW suaranya sampai
terdengar padahal kerikil itu tidak bernyawa. Beberapa orang yang sudah mati
berbicara dengannya dan meminta bantuan darinya dari siksaan kematian. Kamu
meyakini bahwa Nabi Isa AS berbincang-bincang dengan orang-orang yang sudah
mati, Nabi Muhammad SAW mempunyai pengalaman yang lebih mengaggumkan dari itu.
Ketika beliau singgah di Thaif sementara kaum Thaif memboikot beliau. Mereka
mengirim seekor kambing yang sudah dipanggang dan dicampur racun, lalu kambing
itu berbicara, “Wahai Rasulullah, jangan engkau makan aku, karena aku telah
diberi racun. Beliau telah diajak bicara oleh kambing yang sudah disembelih dan
dibakar. Beliau juga memanggil pohon, lalu pohon itu menghampirinya.
Binatang-binatang buas berbicara dengan beliau dan bersaksi atas kenabian
beliau. Ini semua lebih besar dari yang diberikan kepada Isa AS.’
Orang
Yahudi berkata, ‘Nabi Isa AS telah memberitahu kaumnya tentang apa yang mereka
makan dan mereka simpan di rumah-rumah mereka.”
Sayyidina
Ali menjawab, “Itu benar. Nabi Muhammad SAW telah berbuat sesuatu yang lebih
besar daripada itu. Kalau Nabi Isa AS memberitahu apa yang ada di belakang
tembok, maka Nabi Muhammad SAW telah memberitahu tentang perang Mu’tah, padahal
beliau tidak menyaksikannya dan beliau menjelaslkan tentangnya dan orang-orang
yang syahid di sana padahal jarak antara tempat perang dengan beliau sejauh
perjalanan sebulan.”
Akhirnya
orang Yahudi tersebut mengucapkan dua kalimah syahadat dan bersaksi bahwa tiada
kedudukan dan keutamaan yang Allah berikan kepada Nabi melainkan Dia berikan
juga kepada Rasulullah SAW dengan tambahan.
Ibnu
Abbas r.a. berkata, “Aku bersaksi, wahai ayah al-hasan, bahwa engkau adalah
orang yang sangat dalam pengetahuannya.”
Sayyidina
Ali menjawab, “Bagaimana aku tidak mengatakan tentang seorang yang Allah
sendiri mengagungkannya dalam al-Qur’an, Sesungguhnya
engkau berada di atas akhlak yang agung.”
Wallahu
a’lam
0 komentar:
Post a Comment